PUBLIC SPEAKING

How to Become a Better Public Speaker



Istilah public speaking sepertinya sudah tidak asing lagi ya, teman-teman. Bahkan, public speaking bisa dikatakan sebagai salah satu basic skill yang harus dimiliki oleh banyak orang, khususnya kalangan pemuda.

Public speaking adalah kegiatan komunikasi lisan yang dilakukan secara langsung di muka umum atau di hadapan sekelompok orang. Orang yang melakukan kegiatan ini bisa disebut dengan public speaker.

Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan kemampuan berkomunikasi yang baik. Tidak hanya komunikasi intrapersonal, tetapi juga komunikasi dengan orang lain. Gugup, cemas, malu, dan takut merupakan musuh besar banyak orang saat ingin berbicara di depan publik.

Jangan khawatir, di sini aku akan membagikan beberapa tips and tricks untuk
menjadi seorang public speaker yang lebih baik!

1. Kuasai Grogi
Grogi tidak bisa dihilangkan, tetapi dapat dikuasi. Grogi merupakan salah satu bentuk kewaspadaan. Menghilangkan grogi ibarat mengendarai mobil di lapangan luas tanpa rem. Salah satu tips mengendalikan grogi adalah dengan mengatur napas dan mengusahakan diri untuk tetap tenang. 

2. Mengolah Vokal
Tujuan mengolah vokal adalah agar suara terdengar jelas saat berbicara. Mengolah vokal dapat dilakukan dengan senam pernapasan. Tahap-tahap senam pernapasan adalah melemaskan otot wajah, melemaskan otot rahang, melemaskan otot lidah, teknik motorboat (menggerakan bibir seperti mengendarai motor), melemaskan otot leher, teknik bohbah (mengeluarkan napas), melatih otot diafragma, dan melatih pernapasan dengan menarik napas panjang lalu mengeluarkannya dengan perlahan. 

3. Teknik CLAPS (Tips Berbicara Hebat) 
Teknik CLAPS (Clear, Loud, and Powerful Speaking) yang berarti jelas, suara terdengar dengan baik, dan berbicara dengan kata-kata memiliki makna. Lima langkah teknik CLAPS, yaitu berbicara menggunakan intonasi, artikulasi (pelafalan yang jelas saat berbicara), aksentuasi (penekanan dalam beberapa kata), berbicara menggunakan diafragma agar suara lebih bulat, serta keep it short and simple.

4. Tunjukkan Penampilan yang Meyakinkan
Gunakan teknik ice breaking (menghangatkan suasana), yaitu menyapa audiens dengan ramah, mengatakan tujuan kita kepada audiens, mencari kesamaan antara kita dengan audiens, memberikan pertanyaan terbuka yang jawabannya beragam, tidak hanya ‘ya atau tidak’, sampaikan sesuatu dengan metode bercerita, fokus pada materi sehingga audiens mendengarkan dengan baik, bicara sesuai fakta dan data agar mendapatkan kepercayaan dari audiens, menggunakan pakaian yang sesuai.

5. Seni Mempengaruhi Audiens
Seni mempengaruhi audiens antara lain adalah dengan menyentuh perasaan audiens melalui kata-kata, menggunakan etos, membicarakan sesuatu yang mengasah logika, membawakan materi sesuai karakter kita masing-masing.

6. Gunakan Teknik Atas ke Bawah
Maksud dari teknik ini adalah menawarkan sesuatu yang lebih banyak, lalu perlahan-lahan turun hingga ke tengah (negosiasi). Misalnya, kita mengatakan “bacakan buku ke anak-anak sehari 5 kali.”. Kemudian, audiens merespon dengan “saya tidak punya waktu kalau membacakan 5 buku, saya hanya sanggup 1 buku.” dan akhirnya kesepakatan sampai pada membaca buku sehari 3 kali.

7. Gunakan Teknik ‘Cermin’
Teknik ini mengajarkan kita untuk memposisikan diri seolah-olah berada di posisi audiens sehingga lebih memahami audiens.

8. Bahasa Tubuh Lanjutan
Fungsi bahasa tubuh lanjutan adalah untuk membuat penampilan terlihat lebih berkarisma. Sesuaikan ekspresi wajah dengan perkataan yang disampaikan, perhatikan posisi duduk dengan menghadapkan lutut ke arah audiens atau lawan bicara dan jangan menyenderkan badan ke kursi, berdiri dengan tegap dan tidak bertumpu hanya pada satu kaki saja. Selalu hadapkan tubuh kea rah audiens atau lawan bicara. Perhatikan posisi saat berjalan, jangan menunduk, tetapi hadapkan kepala ke depan dan berjalan dengan tenang. Saat diam di depan orang banyak, letakkan tangan di atas perut dan di bawah dada.

"You can speak well if your tounge can deliver the message of your heart."
- John Ford

Comments